Bandar Lampung, faktain.com – Ratusan mahasiswa Universitas Lampung (Unila) menggelar aksi seribu lilin pada Selasa (3/6) untuk mengenang sekaligus menuntut keadilan bagi almarhum Pratama Wijaya Kusuma. Pratama adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila yang meninggal dunia pada November 2024 lalu, diduga akibat kekerasan saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel) FEB Unila di Gunung Betung, Pesawaran.
Aksi damai yang dipusatkan di Bundaran Unila ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa yang kompak mengenakan pakaian serba hitam. Mereka berkumpul, menyalakan lilin, dan menaburkan bunga sebagai bentuk penghormatan dan simbol perjuangan menuntut keadilan bagi Pratama. Spanduk bertuliskan “Jangan Bungkam Suara Keadilan: Pratama Harus Dapat Keadilan #justiceforpratama” turut dibentangkan, menyuarakan tuntutan mahasiswa.
Dalam aksi tersebut, para mahasiswa secara lantang meneriakkan “Justice for Pratama, keadilan untuk Pratama,” yang bergema di sekitar area Bundaran Unila.

Koordinator Aksi, Zidan, menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan dukungan para mahasiswa dalam upaya mencari keadilan untuk Pratama. Ia menjelaskan bahwa pembakaran seribu lilin merupakan simbol cahaya yang abadi.
“Pembakaran 1.000 lilin ini sebagai simbolis kita bahwa lilin merupakan bentuk cahaya yang secara kekuatannya tidak terlalu besar, tapi secara ketahanannya insyaallah selalu hidup,” ujar Zidan.
Zidan menegaskan bahwa Pratama harus mendapatkan keadilan. Oleh karena itu, ia berharap pihak Kepolisian dan Rektorat Unila dapat mengusut tuntas dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oleh Organisasi Mahasiswa (Ormawa) terkait.
“Harapannya ke depannya proses yang berlangsung berjalan sesuai dengan harapan. Semoga bisa mendukung dan ada dampak yang besar untuk keadilan Pratama,” tutup Zidan.
Eksplorasi konten lain dari Faktain.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Tinggalkan Komentar