Nur Yanto, Bapak Kos yang Makan Kucing di Semarang, Terbongkar

Nur Yanto, Bapak Kos yang Makan Kucing di Semarang, Terbongkar

Nur Yanto, pria berusia 63 tahun yang viral karena kepergok makan kucing, dihadirkan dalam jumpa pers di Polrestabes Semarang, Kamis (8/8/2024).

Berbaju batik merah dan oranye, Nur hadir bersama Kanit Tidpiter Satreskrim Polrestabes Semarang, AKP Johan Widodo, yang menjelaskan kasusnya kepada wartawan.

Nur mengaku memakan kucing untuk mendapatkan protein hewani dengan kadar gula yang rendah, mengingat ia menderita diabetes.

“Ya pokoknya daging itu kalorinya rendah. Kan setelah makan (kucing) dicek memang rendah gulanya,” ungkap Nur.

Ia menjelaskan bahwa ide mengonsumsi daging kucing adalah inisiatifnya sendiri, bukan dari kakaknya. Nur juga menyebutkan bahwa ia lebih memilih kucing karena harga daging sapi terlalu mahal.

Modus yang digunakan Nur adalah memukul kucing yang sedang tidur dengan gagang celurit, membakar bulunya, lalu merebus dagingnya dalam magic jar. “Satu kucing habis tiga hari, pakai nasi sedikit. Saya butuh makan daging,” jelasnya.

Advertisements
Gambar Kucing

Meskipun awalnya Nur mengaku telah mengonsumsi kucing selama tiga tahun, ia akhirnya mengakui telah melakukannya selama lebih dari sepuluh tahun.

“Lama sebenarnya. Iya (10 tahun lebih),” katanya.

Nur Yanto kini dijerat dengan Pasal 91B ayat (1) UU RI nomor 14 tahun 2014 dan Pasal 302 KUHPidana tentang peternakan dan kesehatan hewan, dengan ancaman hukuman maksimal dua tahun penjara dan denda hingga Rp 200 juta.

Info menarik lainnya  5 Fakta Unik di Aceh yang Harus Kamu Tahu

“Karena ancaman di bawah lima tahun, kita wajibkan lapor. Lapor seminggu dua kali,” kata AKP Johan Widodo.

nitizen yang mendengar informasi ini pun jelas merasa sangat resah dan murka, terlagi bagi mereka yang pecinta kucing tentu sangat geram melihat tingkah laku bapak kost pemakan kucing ini dengan dalih obat untuk dirinya.


Eksplorasi konten lain dari Faktain.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Kasih Komentar