Terkini

Trump Perkeruh Perdagangan Global, Saham Anjlok & Investor Panik

0
(0)

Pemerintahan Donald Trump semakin memperumit dinamika perdagangan global dengan kebijakan tarifnya yang dianggap tidak masuk akal. Meskipun menggunakan istilah “resiprokal” untuk membenarkan tarif baru, Trump justru menolak tawaran dari Vietnam dan Uni Eropa untuk menghapus tarif pada impor AS.

Penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, mengklaim bahwa Vietnam melakukan “kecurangan non-tarif”, termasuk menjadi jalur transit barang dari China dan pelanggaran hak kekayaan intelektual. Ini menegaskan bahwa tarif Trump tidak hanya untuk mengatasi defisit perdagangan AS, tetapi juga upaya untuk mengubah sistem perdagangan global secara sepihak.

Pasar Saham Amerika Terus Merosot

Saham-saham utama di AS mengalami pukulan keras akibat ketidakpastian yang diciptakan oleh kebijakan tarif ini:

  • S&P 500 turun 0,23% dan sempat memasuki wilayah “bear market” dengan penurunan 20% dari puncaknya.
  • Dow Jones jatuh 0,91%, dengan fluktuasi harian terbesar yang pernah tercatat, mencapai 2.595 poin.
  • Nasdaq berhasil naik tipis 0,1%, tetapi Apple kembali mengalami kejatuhan tajam.

Uni Eropa Minta Ketenangan, Tapi Pasar Panik

Di Eropa, indeks Stoxx 600 turun 4,5% pada hari Senin, setelah sebelumnya kehilangan 8,4% dalam seminggu, menjadikannya minggu terburuk dalam lima tahun terakhir. Para pemimpin Uni Eropa menyerukan persatuan regional sebagai solusi menghadapi kebijakan tarif Trump.

Baca Juga:  Kenali Penyakit Stroke yang Diderita Mat Solar, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Trump Tolak Kompromi, Perang Dagang Makin Panas

Konflik perdagangan AS-China terus meningkat setelah Beijing memberlakukan tarif 34% pada seluruh barang impor dari AS, sebagai balasan atas kebijakan Trump. Alih-alih mencari solusi, Trump malah mengancam akan menambah tarif tambahan 50% terhadap China.

Bahkan, Vietnam yang menawarkan penghapusan tarif untuk impor dari AS, ditolak mentah-mentah oleh Gedung Putih dengan alasan tawaran tersebut “tidak berarti apa-apa”. Tawaran Uni Eropa untuk nol tarif pada barang industri juga ditolak Trump.

Investor & Pebisnis Mulai Gerah

Miliarder pendiri Home Depot, Ken Langone, menyebut tarif 46% pada Vietnam sebagai “omong kosong”, sementara tarif 34% terhadap China dinilai terlalu agresif. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, terkejut dengan reaksi panik pasar, namun menyebut negosiasi bisa berlangsung hingga Juni 2025.

CEO BlackRock, Larry Fink, bahkan menyatakan bahwa banyak CEO percaya ekonomi AS sudah berada dalam resesi. Sementara itu, CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, memperingatkan bahwa kebijakan tarif ini akan menyebabkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi yang sudah melemah.

Investor Beralih ke Obligasi, Tapi Sampai Kapan?

Di tengah gejolak pasar saham, investor mulai berbondong-bondong membeli obligasi sebagai aset aman:

  • Imbal hasil obligasi Jerman turun dari 2,72% ke 2,6%, meskipun naik sedikit ke 2,65% pada akhir sesi perdagangan.
  • Imbal hasil obligasi Jepang jatuh ke level terendah dalam tiga bulan, mengalami penurunan mingguan terbesar sejak 1998.
Baca Juga:  Rizieq Shihab Sampaikan Pesan untuk Pemerintah dalam Reuni 212 di Monas

Namun, para ekonom memperingatkan bahwa reli obligasi ini bisa tidak berkelanjutan jika inflasi terus meningkat akibat perang dagang.

Kesimpulan: Ketidakpastian Makin Mencekam

Dengan semakin banyaknya perusahaan besar dan investor yang kehilangan kepercayaan terhadap kebijakan ekonomi Trump, ekonomi global berisiko memasuki periode ketidakstabilan panjang.

Advertisements

Apakah Trump akan bertahan dengan strateginya, atau akhirnya mengubah pendekatannya sebelum ekonomi benar-benar jatuh? Semua mata kini tertuju pada Gedung Putih dan bagaimana pasar akan bereaksi dalam beberapa minggu ke depan.

Apakah Kamu Menyukai Informasi ini?

Klik pada bintang untuk memberikan penilaian

Rata Rata Penilaian 0 / 5. Jumlah Penilaian: 0

Saat ini belum ada penilaian, berikan penilaian pertamamu!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

ALFIE RENALDY

Content Manager at Faktain.com

Baca Informasi Lainnya

Post navigation

Tinggalkan Komentar

Kasih Komentar

Eksplorasi konten lain dari Faktain.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca