Faktain.com – Dunia pendidikan tinggi kembali dikejutkan dengan viralnya unggahan seorang mahasiswa PGSD Universitas Terbuka (UT) yang mengkritik dosennya dengan kata-kata kasar di platform e-learning.
Dea Nur Faizah, seorang guru honorer yang tengah menempuh pendidikan di UT, menuai kontroversi setelah mempertanyakan profesionalitas dosennya, Unga Utari, S.Pd., M.Pd., terkait penilaian tugas.
“Ini kasus yang cukup ironis mengingat pelakunya adalah seorang pendidik,” ungkap salah satu mahasiswa UT yang enggan disebutkan namanya.
Kontroversi bermula ketika Dea memposting percakapan dengan dosennya di grup Facebook Universitas Terbuka yang beranggotakan lebih dari 122 ribu orang. Dalam postingannya, ia mengklaim dosennya salah dalam memberikan penilaian dan tidak sesuai dengan deadline. Padahal, berdasarkan kontrak pembelajaran/tutorial online (tuton), batas waktu sebenarnya adalah hingga 29 Desember 2024.
Yang mengejutkan, investigasi awal menunjukkan bahwa Dea diduga kuat menggunakan ChatGPT untuk mengerjakan tugas mata kuliah Pendidikan Seni di SD (PDGK4207). Hal ini terlihat dari pola dan struktur jawaban yang sangat mirip dengan output AI.
“Sebagai seorang guru, seharusnya dia memberikan contoh yang baik. Ini malah seperti ‘hamba nilai’,” komentar salah seorang mahasiswa di grup tersebut.
Menanggapi kritik tersebut, dosen Unga Utari memberikan klarifikasi profesional dan bahkan meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi. Beliau menjelaskan bahwa proses penilaian masih dalam tenggat waktu yang ditentukan sesuai kontrak.
Komunitas mahasiswa UT memberikan respons keras terhadap sikap Dea. Banyak yang menyayangkan tindakannya yang dianggap mencoreng nama baik profesi guru dan institusi. “Bagaimana bisa mendidik generasi masa depan kalau sikapnya masih seperti ini?” tulis salah satu komentar di grup.
Insiden ini semakin menarik perhatian karena:
- Status Dea sebagai guru honorer yang sedang menempuh PGSD dalam jabatan
- Dugaan penggunaan ChatGPT dalam pengerjaan tugas akademik
- Viralnya kasus ini di media sosial yang melibatkan ratusan mahasiswa UT
- Pertanyaan tentang etika profesional sebagai pendidik
Hingga berita ini diturunkan, pihak Universitas Terbuka belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kejadian ini. Namun, kasus ini telah memicu diskusi lebih luas tentang etika akademik, profesionalisme guru, dan penggunaan AI dalam pendidikan.
Eksplorasi konten lain dari Faktain.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.